Baihaqi Achmad Panggil saya Haqi. Saya tertarik sekali dengan apapun yang berhubungan dengan seni dan film. Memiliki jutaan mimpi yang diusahakan sekali untuk dicapai. Memiliki tumpukan masalah yang sebisa mungkin diselesaikan. Memiliki beberapa potensi yang diusahakan untuk dikembangkan. Sangat ingin berkeliling Indonesia, menjadi penulis, menjadi wartawan dan membangun bisnis toko buku dan kafe
arsip Juli 2007 Agustus 2007 September 2007 Oktober 2007 November 2007 Desember 2007 Januari 2008 Februari 2008 Maret 2008 April 2008 Mei 2008 Juni 2008 Juli 2008 Agustus 2008 September 2008 Oktober 2008 para tetangga Teman Sekolah Akbar Badriansyah|| Amalia Hapsari|| Amalia Sekarjati|| Febian Nurrahman|| Hendry Ma'ruf|| Keishkara Hanandhita|| Mayang Arum Anjar Rizky|| Novia Rozet|| Sari Rachmani|| Surioktya Zuarni Meisyka|| Valeska Liviani|| Yusrina Sabila Penulis Adhitya Mulya|| Alanda Kariza|| Dewi Lestari|| Fira Basuki|| Jenny Jusuf|| Ninit Yunita|| Nova Riyanti Yusuf|| Okke|| Prima Rusdi|| Raditya Dika|| Sitta Karina Selebritis Anizabella|| Christian Sugiono|| Dian Sastrowardoyo|| Eva Celia Lesmana|| Wulan Guritno Teman Blogger Agas|| Alia|| Alvin|| Arimbi|| Aulia|| Avo|| Chenel|| Citra|| Dara|| Deedee|| Dwikjohn|| Echa|| Jane|| Julham|| Kanira|| Kanya|| Kiky|| Lalla|| Lalita|| Meiggy|| Mini|| Mudjiran|| Nadine|| Nanien|| Refika|| Sheyka|| Siska|| Suci|| Synna|| Tarra|| Vito Yang Lainnya Kineforum|| Macabre|| Ragazzonline|| credits skin by: Jane |
Rabu, 21 Mei 2008 @ 19.32
Lost In Love ![]() Inilah debut Rachmania Arunita sebagai sutradara Setelah sukses menjadi penulis cerita Eiffel I'm In Love, Nia mencoba peruntungannya dengan menjadi penulis sekaligus sutradara dari film Lost In Love. Bagaimana hasilnya? Tidak begitu buruk. Nia sukses meramu kisahnya dengan baik dan membuat penonton larut dengan petualangan Tita di Paris sekaligus petualangan cinta Tita dan Adit yang penuh warna-warni. Ceritanya tetap sederhana, tapi enak untuk disimak. Ada beberapa bagian yang memang 'nanggung', beberapa scene yang harusnya lucu malah jadi nanggung dan cuma membuahkan segaris senyuman saja. Dari segi penyutradaraan Nia bukan sutradara yang buruk. Gambar-gambar yang dihasilkan sangat indah, panorama kota Paris yang cantik tergambar dengan baik dan membuat penonton terbuai. Sayangnya ada beberapa pengambilan gambar yang kurang baik, yang membuat kepala tokohnya seringkali terpenggal dan membuat penonton tidak nyaman membuat potongan tubuh tokoh yang terpotong. 3 pemeran utama berakting baik Pevita Pearce yang hampir tampil di semua scene berhasil menghidupkan tokoh Tita dengan baik, karakter Tita yang manja, childish dan polos dihidupkan dengan pas dan tidak berlebihan. Meski terkadang ada intonasi yang tidak pas dan nuansa 'Shandy Aulia' yang terasa, penampilan Pevita tetap terlihat memikat dan rasanya pantas sekali menyebutnya sebagai bintang masa depan. Richard Kevin juga bagus, Kevin pernah bilang kalau dia ingin memerankan tokoh Adit dengan caranya sendiri dan tidak sama dengan Samuel Rizal, dan itu berhasil dilakukannya. Karakter Adit hidup dengan cara Kevin, mimik muka & suara Kevin yang berat rasanya cukup memberi kesan jutek, angkuh, galak, sombong belagu yang Adit banget. Arifin Putra patut diberikan pujian dengan banyaknya dialog yang harus ia lakukan dengan bahasa Prancis dan bahasa Inggris yang dilafalkannya dengan sangat baik! Gila, salut deh sama Arifin dengan usahanya untuk memberi logat Prancis yang kental di tiap dialognya, aktingnya juga baik dan pas. Sayangnya para pemeran pendukungnya tidak berhasil mengikuti para pemeran utama yang berperan dengan baik. Adrian Subono tidak berhasil menghidupkan karakter Alan, harusnya dengan karakternya sebagai kakak Tita Adrian bisa memperlihatkan chemistrynya dengan Pevita. Chrisye Subono juga kurang maksimal, entah kenapa saya lebih suka dengan pemeran Bunda di film EIIL dibandingkan dengan bunda di film LILO, sorry tante Chrisye :). Sebagai film cinta remaja film ini berhasil menghibur para penontonnya Karakter Tita yang remaja banget sangat mendukung penonton untuk bisa menyelami kehidupannya. Adit dan Alex pastinya bisa banget membuat penotonton jatuh hati dan 'termehek-mehek'. Nuansa Paris yang indah juga menjadi nilai plus film ini. Oh ya, yang perlu diacungi jempol adalah usaha para pemain utamanya dalam melakukan dialog dengan menggunakan bahasa Prancis, swear itu perlu diapresiasi dengan acungan jempol looh. Soundtrack yang diisi grup vokal Tangga semakin membuat nuansa cinta di film ini terasa banget, coba aja dengar lagu Kesempatan Kedua yang bagus sekali dan pas banget mengiringi Tita yang nangis melihat tulisan Adit di halaman diarynya Kekurangan film ini? Selain beberapa pengambilan gambar yang menganggu, pesan sponsor di film ini juga lumayan menganggu. Scene Uni dan Nanda berada di kamar sambil tebak-tebakan dengan nuansa IM3 menurut saya adalah scene yang meaningless. Tapi selebihnya semuanya udah bagus kok, berhasil memikat penonton untuk tetap larut menikmati kisah Tita 3/5 Label: movie | |